Friday, October 13, 2006

Kerja Bakti?!

+ Ini harusnya diposting udah lama banget, sekitar bulan Agustus, tapi ketunda. Bentuknya udah dalam bentuk draft sih +

Ayo anak2...kita kerja bakti...

Hehehehe, seruan ini tampak familiar ketika masih SD, sekali dalam seminggu pasti ada yang namanya kerja bakti. Di rumah juga. Tapi ketika udah jauh di negeri orang, rasanya kata kerja bakti ini perlu dibangkitkan lagi, khususnya untuk para penghuni Flat 78 - Cranborne House.

Rasanya sih capek yah, selalu jadi orang yang makan hati liat kondisi dapur dan communal room yang gak pernah bersih (sebenarnya kalau dibandingkan ama kondisi dapur dan communal room flat lain, punya kita sih masi RADA mendingan. Ya..maklum, standar bersih gue kalau kata pacar suka beda dibanding yang lain, terlalu tinggi! :p).

Biasanya kalau gue di dapur, selesai masak akhirnya jadi gue yang beresin dan rapi2in segala macem barang. Awalnya sih, temen flat gue yang orang Thailand dan Turki juga selalu begitu, tapi mungkin lama2 capek juga, karena anak2 lakinya sama sekali cuek aja dan jorok gitu. So, mereka jadinya mengambil aksi gak mau tau lagi. Alhasil, jadi makin kotor deh tu dapur.

Awal2 dulu sih kita semua masi rajin bersiin dapur, dan gue selalu cerewet untuk suruh semua orang mematuhi jadwal bersih2. Tapi lama2, hemmm..capek juga. Gue sendiri pengen liat, kalau gue diem aja bakal dibersiin atau engga, bakal pada buang sampah atau engga. Ternyata engga. :( Paling sebel lagi kalau ada yang suka complain dapur berasa kotor, tapi dia sendiri gak ambil aksi untuk bersih2.

Gue bukannya merasa gimanaaaaaaaa...gitu, tapi kerasa banget..let say ketika gue di luar kota selama seminggu atau kurang, ketika balik lagi ke flat dan liat dapur + communal room, aehhh...udah kayak kapal pecah aja gitu. So, sedikit terbayang kalau gue gak tinggal di flat itu. Satu temen gue orang Indonesia pernah bilang, kenapa ya...kita gak bisa tinggal bareng, orang2 bersih di dalam satu flat?

Dan ternyata memang banyak temen gue yang mengalami masalah yang sama dengan gue. Pikir2 sih, sejorok2nya orang Indonesia, ternyata memang masih paling bersih dibandingkan orang2 negara lain. Gue merasakan, walaupun disini anak2 Indonesia pada punya pembantu di rumah dengan rumah mereka yang segede-gede gaban, semuanya mampu untuk at least segera mencuci piring dan peralatan lain selesai menggunakan, dan kalau liat sesuatu yang kotor dikit, punya kesadaran tinggi untuk ngebersihin.

Well, balik lagi ke soal kerja bakti. Berhubung pada hari Senin nanti (7 Agustus 2006) bakal ada pemeriksaan dapur + communal room, dan kita bisa kena denda kalau gak bersih, maka...gue mengetok tiap kamar supaya kita kerja bakti bersiin 2 tempat tersebut. Dan harus sampai sebersih2nya, karena di kertas pemberitahuan untuk inspeksi tersebut sudah ditulis bagian mana saja yang harus bersih, such as:

1). Microwave inside out
2). Stove including the hob and the oven
3). Walls and cupboards
4). Hoover the carpet and along the hall
5). Fridge freezer inside out
6). Window sills
7). Floor is clean and litter free
8). Worktops should be clean

Hem, seinget gue itu udah semua (maklum, kertasnya ada di dapur dan males aja gitu jalan ke sana).

Awalnya Deniz (ma beloved Turkish friend) minta tolong supaya kita bersih2 hari Rabu sebelum dia pergi ke Yunani hari Kamis pagi. Gue minta Rabu sore. Tapi berhubung tu anak gue ketok kamarnya kaga dijawab2. So...batal deh. Bertemu dengan temen2 flat lain, dan bilang kayaknya kita bakal bersih2 malem sekitar jam 9 malem.

Dan akhirnya kerja bakti dimulai jam 10 malem. Hahahahahaha...
Paling seru adalah Kamel (temen flat dari Jordan). Dia mengaku selama setahun tinggal di flat, gak pernah bersih2 dapur, dan akhirnya sekarang bersih2.
Dia sampe bilang : "my parents won't believe me that I am doing this cleaning stuff. I never clean a kitchen in my whole life". Haeh..haeh...

Gue suruh2 aja di untuk hoover carpet dan hall, lap2 dinding, meja, triplek sampah, dsb. Hahahahaha...untungnya dia bisa diajak kerjasama. Sedangkan temen flat gue satu lagi, Belle (from Thailand), emang dasarnya dia udah bersih orangnya, so gue sendiri gak usah ngasi instruksi kudu bersiin apa aja. Sink aja ama dia digosok ampe kinclong, ama jendela dan kulkas. Gue sendiri kebagian bersiin kompor, oven, dan microwave dan Deniz bagian bersiin lantai.


+ini ketikan berikutnya baru di-add 10 Oktober 2006 +
Yang absen A (temen Thailand lain), dan Aziz yang memang lagi di luar kota. Kalau Firat, aku lupa2 inget dia ikutan ato engga. Anyway, begitu hari pemeriksaan tiba, kita dikasih tau kalau kulkas di bagian pegangan tangannya kurang bersih. Lalu hall juga masih ada debu2 yang nempel di ujung2 karpet. What?! Itu padahal gue bersiin itu karpet hall udah sampe sakit punggung, gara2 vacuum sialan gak bekerja dengan benar. Jadi terpaksa harus sampe jongkok dan bungkuk supaya itu vacuum bener2 menghisap debu. Akhirnya, karena badan sudah teler banget, gue selipin aja message di bawah pintunya Sinem dan minta dia bersiin sisanya, secara kita berempat udah bersiin dari kemarin.

Kita dikasih waktu 24 jam untuk bersiin, dan besoknya bakal dicek lagi, kalau masih kotor juga baru kita kena denda. Well, good thing is, she did it. Both the jobs. Ihiy!! Dan hasilnya kita gak kena denda. Dan emang susah banget ngebersiin itu debu dari ujung2 karpet, anak2 pada mengeluh kalau dari pertama kali mereka pindah dan tinggal di flat 78, emang itu karpet di bagian ujung2nya dah berdebu.

Oia, soal ngebersiin oven, hehehe..ada satu story lagi. Jadi karena membutuhkan waktu sampe 4 hari untuk bersiin oven yang bagian bawahnya emang udah item banget, si Kamel sebagai pengguna setia oven merasa gak bisa makan apa2 karena ovennya masih bau bahan kimia. Hihihihi...yah, mau gimana lagi...itu oven emang kotor dan item banget bagian dasarnya. Gue sendiri gak mau kena denda karena oven kotor. Digosok sampe pake scrubber dan pisau, plus menggunakan jasa senter untuk mengecek udah kinclong atau engga (maklum, ovennya gak ada lampu oven). Pala juga sampe puyeng karena ngebauin bau bahan pembersih oven selama 4 hari itu. Halah...halah...

Saking niatnya, kaca penahan oven sampe gue lepas pake screwdriver, dan gue bersiin ampe 2 hari saking kotornya.

Anak2 flat pada bilang, ngapain juga gue repot2, toh dari pertama dateng itu oven emang udah kotor. Dan dengan ngototnya juga gue bilang, gue males bayar denda!!! Hahahahahaha....terlihat pelitkah diriku? :p

So, tiap kali gue bertemu Kamel, dia selalu nanya : "Nisa, can I use the oven now? I couldn't cook my pizza". Yah, gue bilang aja, ke flat lain dulu deh...yah, elu boleh sih make...tapi gue gak jamin makanan elu gak akan bau kimia. :p Dan begitu tu oven dah siap dipake he kept on saying : "bless you Nisa". Huahahahha....

Well, what an experience deh...tinggal se-flat dengan orang2 yang memiliki tingkat kebersihan dan tingkat kesadaran yang beda2. Kapan lagi bisa ketemu orang2 kayak gini?

Anyway, nanti ada story lanjutan deh tentang ngebersiin dapur terakhir kali sebelum kita semua hengkang dari Cranborne flat 78.

Tunggu yah...

Tuesday, October 10, 2006

School Uniform

Early in the morning, well, 7.30am sih..., "si mas" woke me up, and asked to be dropped by into his workplace (according to him, he struggled a lot to wake me up since 7.00am. Hihihi..."ya maaf"...). Heatin' up d car for a while, then off we go.

On the way back home, I passed through a school. Hem...hem...lots of cute boys, hahahaha...inget umur!!! Honestly, this is what I've imagined about student uniforms and atmosphere in England's schools. Tidy, formal, yet mysterious.

Some of them were riding the bicycle near my car, while d others were dropped by their parents (usually the little one, aged hem...somewhere between 7-12years old, but...as u know, it is hard to guess the age of a "bule" cuz they seem older than their age).

Some of them even gave me a thumb up whenever I stopped and make a way for them. Ahhh...there was one boy (I think he's around 15-17 years) waved at me while he kept on cycling and passing the road. Cute alarm...cute alarm. Huahahahahahaha....

Considering my background as a girl who spent most of her time reading "Malory Towers" or those-other-books-with-England-school-live-in-a-dormitory-as-the-background, I couldn't resist when passing that school to keep on looking at them, and drooling all over my car. Hehehe...Sometimes I still couldn't believe that I will live here, in a land where I frequently dreamed the most. And now, living in this British land and surrounded by those cute boys with cool uniforms, really make me feels that those thing which had been written in the books were not a lie.

Oh yeah, although I had a chance to visit Eton School, the place where Prince William studied, when I went to Windsor Castle with my parents, time is limited during that visit. Thus, I was only able watched Eton from the castle, look small though...but satisfied me enough. Dengan noraknya, gue bahkan men-zoom kamera gue dengan harapan bisa ngintip para pelajar Eton yang ganteng2. Hahahaha...could you imagine someone went to school with this uniform?

Yummy, eh?! (well, both Prince William and d uniform. Hehehehe..). If you compared it with our Indonesian school's uniform, ours seem dull. But you know what, now I know the reason why they weared lots of layer for their uniform (1st the shirt, then the cardigans/vest, then the grey/black coat), it is because they started their school term during winter time. While in Indonesia, the weather is always the same, either raining or dry. No need to wear 3/4 layer of clothes.

But then again, those uniform is really sumthin', ain't?

Anyway, my experience today reassures my fantasy about England school's uniform.

It sure is pleased me a lot. :)